Ibnu Qudamah al-Maqdisi mengatakan,
وَاعْلَمْ أَنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ إِنَّمَا هَلَكُوْا لِخَوْفِ مَذَمَّةِ النَّاسِ وَحُبِّ مَدْحِهِمْ
“Sadarilah bahwa mayoritas orang itu berubah jadi rusak agamanya karena khawatir dengan komentar negatif orang-orang disekelilingnya dan ingin mendapatkan pujian dari kawan-kawannya.” (Mukhtasar Minhaj al-Qashidin hlm 212)
Sering kali orang yang baik agamanya berubah menjadi rusak diawali dari coba-coba melakukan maksiat.
Coba-coba melakukan maksiat itu sering kali karena motivasi agar dipuji kawan atau agar tidak dicela oleh kawan.
Demikian pula perubahan kualitas agama seringkali terjadi karena khawatir celaan tetangga ataupun kerabat.
Muslimah berjilbab syar’i berubah menjadi berjilbab mini dan ala kadarnya seringkali terjadi karena tidak kuat dengan celaan rekan kerja, kerabat atau pun tetangga.
Oleh karena itu, kiat penting untuk awet jadi orang baik setelah hidayah dari Allah adalah memiliki mentalitas teguh pendirian.
Orang yang teguh pendirian akan membersamai orang-orang di sekitarnya ketika mereka berbuat kebaikan dan tidak ikut-ikutan berbuat kejelekan ketika mereka berbuat kejelekan.
Kiat penting agar menjadi orang yang teguh pendirian adalah tidak menjadikan ‘selamat dari komentar miring manusia’ sebagai orientasi hidup.
Orientasi hidup seorang muslim adalah mendapatkan ridho Allah, bukan ridho manusia.
Semoga Allah mudahkan penulis dan semua pembaca tulisan ini orang-orang yang istiqomah dalam kebaikan dan ketaatan.
Penulis: Ustadz Aris Munandar, S.S., M.P.I.